Senin, 28 Maret 2011

Perkembangan Pembangunan Sulawesi Utara

Sumber peta: http://santospalanti.wordpress.com/2008/08/08/peta-sulawesi/

PERKEMBANGAN PEMBANGUNAN SULAWESI UTARA

Sulawesi Utara

Provinsi Sulawesi Utara terletak di ujung Pulau Sulawesi, dan berbatasan dengan Negara Filipina di sebelah utara. Ibu kota Sulawesi Utara adalah Manado. Luas Propinsi Sulawesi Utara adalah 15.272,44 km2. Propinsi Sulawesi Utara terbagi dalam 15 Daerah Kabupaten/ Kota. Penduduk Sulawesi Utara terdiri dari 3 (tiga) kelompok etnis utama, yaitu Suku Minahasa, Suku Sangihe dan Talaud, Suku Bolaang Mongondow. Masing-masing kelompok etnis tersebut terbagi pula dalam sub etnis yang memiliki bahasa, tradisi dan norma-norma kemasyarakatan yang khas serta diperkuat semangat Mapalus, Mapaluse dan Moposad. Dengan demikian, bahasa yang ada di Sulawesi Utara dibagi ke dalam Bahasa Minahasa (Toulour, Tombulu, Tonsea, Tontemboan, Tonsawang, Ponosakan dan Bantik), Bahasa Sangihe Talaud (Sangie Besar, Siau, Talaud), Bahasa Bolaang Mongondow (Mongondow, Bolaang, Bintauna, Kaidipang). Namun demikian Bahasa Indonesia adalah Bahasa Nasional yang digunakan dan dimengerti dengan baik oleh sebagian besar penduduk Sulawesi Utara. Agama yang dianut oleh penduduk di Propinsi Sulawesi Utara adalah Protestan, Katolik, Islam, Hindu dan Budha. 

Sumber: http://www.sulut.go.id/new/?

Lambang Sulawesi Utara




 

 

 

 

 

 

Sumber Lambang:

http://santospalanti.wordpress.com/2008/08/08/peta-sulawesi/


1.Sejarah Perekonomian Sulawesi Utara

Provinsi Sulawesi Utara dalam prospektif regional maupun internasional berada pada posisi yang sangat strategis karena terletak di bibir Pasifik (Pasifik Rim) yang secara langsung berhadapan dengan Negara-negara Asia Timur dan Negara-negara Pasifik, sehingga menjadi lintasan antara dua benua yaitu Benua Asia dan Australia dan dua Samudera yaitu Samudera India dan Pasifik. Posisi strategis ini menjadikan Sulawesi Utara sebagai pintu gerbang Indonesia ke Pasifik dan memiliki potensi untuk menjadi pusat pertumbuhan ekonomi dalam AFTA. Komoditi tanaman perkebunan yang potensial di provinsi ini adalah kelapa, cengkeh, pala, kopi, kakao dan vanilli. Sektor Perikanan juga termasuk salah satu sektor unggulan provinsi ini. Komoditi yang dihasilkan berupa perikanan laut dan perikanan darat termasuk perikanan umum, tambak, kerambah dan lain-lain.
Provinsi ini juga memiliki komoditi sekunder yang diunggulkan yaitu dari sektor industri pengolahan yang terdiri atas industri kelapa terpadu, industri minyak goreng kelapa, minyak atsiri, pengolahan kopi, industri makanan dari kacang-kacangan, pengalengan ikan, tepung ikan dan industri ikan beku. Kini juga tengah dikembangkan teknik-teknik baru dalam budidaya perikanan laut, meliputi ikan untuk umpan, ikan kerapu, baronang, rumput laut dan kerang mutiara. Untuk budidaya perikanan darat fokus diarahkan untuk ikan mas dan nila. Dari sektor industri telah banyak perusahaan yang sudah beroperasi dan menanamkan modalnya di provinsi ini. Perusahaan-perusahaan ini bergerak dalam bidang industri pengolahan makanan, minuman, kayu, hasil tambang, batubara, minyak bumi, gas bumi, hasil perkebunan, karet, bahan dasar logam, barang galian furnitur dan industri jasa.
Potensi sumber daya perikanan di Sulawesi Utara sangat potensial. Tetapi, hingga sekarang potensi tersebut belum dimanfaatkan secara optimal, terutama di wilayah perairan laut utara Sulawesi Utara, perairan Teluk Tomini, serta perairan darat di Bolaang Mongodow dan Minahasa.
Propinsi Sulawesi Utara juga memiliki kawasan hutan yang potensial. Pemanfaatan hasil hutan baru mencapai sekitar 47,5 % dari seluruh areal hutan produksi yang ada. Jenis hutan yang ada di Sulawesi Utara adalah hutan lindung, hutan PPA, hutan bakau, dan hutan produksi yang terdiri dari hutan produksi tetap, terbatas, dan konversi.
Di bidang pertambangan, sumber daya mineral, seperti tembaga, bijih besi, nikel, emas, serta bahan galian batu kapur, kaolin, sangat potensial untuk dikembangkan secara optimal. Selain itu, di daerah Lahendong, telah ditemukan panas bumi yang potensial untuk dikembangkan menjadi tenaga listrik dengan kekuatan ribuan megawatt.
Pariwisata merupakan salah satu sektor potensial yang dimiliki Sulawesi Utara sebagai salah satu sumber daya ekonominya. Potensi wisata di Sulawesi Utara cukup beragam, di antaranya wisata alam, wisata bahari, dan wisata budaya. Keberadaan taman nasional, seperti Taman Nasional Laut Bunaken dan Taman Nasional Bogani Nani Wartabone, juga berpotensi sebagai salah satu aset wisata alam di Sulawesi Utara.
Sebagai tujuan investasi, provinsi ini juga memiliki berbagai sarana dan prasarana penunjang diantaranya kawasan industri Bitung Industrial Estate yang terletak di Bitung-Sulawesi Utara, Bandara Samratulangi di Manado, Bandara Naha Natuna di Kepulauan Sangihe, Bandara Melonguane di Kepulauan Taulud dan Bandara Mopait di Bolaang Mongondow serta memiliki Pelabuhan UKI dan Kotabunan, Pelabuhan Belang, Pelabuhan Tahuna, Pelabuhan Ulu Siau, Pelabuhan Petta, Pelabuhan Manado, Pelabuhan Marore dan Pelabuhan Bitung.
Sumber: http://infosulawesiutara.blogspot.com/2010/02/profil-sulawesi-utara_21.html

2.Pendapatan Asli Daerah Sulawesi Utara

Keterbatasan kewenangan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) bukanlah kendala untuk memperjuangkan aspirasi rakyat, khususnya daerah. Marhany Viktor Poly Pua, senator dari Sulawesi Utara yang telah dua periode menghuni parlemen sudah membuktikannya. Marhany bersama wakil rakyat lainnya telah berhasil mendongkrak kemajuan pembangunan daerahnya. Yaitu, pendapatan asli daerah (PAD) Sulawesi Utara meningkat dari Rp 1 triliun menjadi Rp 12 triliun. Sulut juga telah menempati peringkat ke-2 terbaik di bawah DKI Jakarta, dalam sumber daya manusia. Bahkan Sulut yang sebelumnya hanya memiliki 9 kabupaten dan kota, berhasil memekarkan beberapa wilayahnya. Sehingga sekarang bertambah 7 menjadi16 kabupaten dan kota untuk satu provinsi. Marhany sebagai wakil daerah bersama wakil rakyat lainnya, mendorong program-program pembangunan kepada pemerintah daerah setempat. Saat ini, pihaknya juga tengah memperjuangkan Sulut menjadi wilayah perbatasan sekaligus pintu perdagangan internasional.
Sumber: http://bataviase.co.id/node/617006

3. Hambatan Pembangunan Sulawesi Utara

Sulawesi Utara merupakan daerah yang memiliki lahan dan perairan yang cukup luas. Namun kurangnya sumber daya manusia menghambat Sulawesi Utara dalam melakukan pembangunan. Terkadang sumber daya alam yang ada di daerah tersebut belum dapat dikelola dengan baik dan maksimal sehingga menghambat rencana-rencana dalam pembangunan.

4. Produk Unggulan Sulawesi Utara
 
Taman Laut Bunaken
Sumber Gambar: http://balilanorganizer.wordpress.com/2009/11/26/tempat-yang-indah-untuk-bulan-madu-yang-indah/
Sulawesi Utara telah ditetapkan sebagai satu dari lima daerah tujuan wisata dan satu dari 10 daerah yang dapat menyelenggarakan MICE memiliki objek-objek wisata yang cukup menarik diantaranya Wisata Bahari antara lain Taman Laut Bunaken, Pulau Siladen, Mantehage dan hamparan Taman Laut di Sangihe Talaud, dan Bolaang Mongondow. Wisata Alam antara lain; Taman Nasional Dumoga Bone di Bolaang Mongondow, Cagar Alam Tangkoko Batu Angus di Bitung, Danau Tondok, Gunung Ambang di Bolaang Mongondow dan Sumaru Endo di Danau Tondano. Wisata Peninggalan Sejarah Budaya berupa Kuburan Tua/ Waruga di Sawangan, dan Gua Peninggalan Jepang di Kawangkoan. Wisata Religi antara lain; Bukit Kasih dan Bukit Doa Pinaling. Wisata Pantai antara lain; Pantai Tasik Ria, Pantai Kalasei, Pantai Hais, Pantai Kora-Kora dan Pantai Tanjung Merah di Minahasa, Pantai Molas di Manado, Pantai Molosing dan Labuan Uki di Bolaang Mongondow. Wisata Pemandian Air Panas banyak tersebar di Minahasa bagian tengah seperti di Tondano, Remboken, Passo dan Langowan. Wisata Tirta, untuk jenis wisata ini dapat dinikmati pada hampir semua sungai dan danau yang ada di daerah ini, seperti Danau Tondano dan DAS Tondano serta Danau Moat di Minahasa.
Untuk menunjang kinerja sektor pariwisata ini, terutama aktivitas turis yang berkunjung ke daerah ini baik wisatawan domestik maupun mancanegara, maka telah tersedia sarana dan prasarana seperti; Hotel (taraf Melati s/d berbintang empat), Restoran, dan Industri Wisata serta Art Shop.

Sumber: http://www.sulut.go.id/new/isi.php?vd=menu&id=13&submenu=101

Produk-produk Unggulan Sulawesi Utara antara lain:
1. Pala

Komoditas pala merupakan produk unggulan bagi Sulut, ditandai semakin beragamnya negara pembeli, dengan volume maupun nilai ekspor cenderung bertumbuh. Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) mengekspor produk turunan pala sebanyak 31,4 ton pada pekan kedua Maret 2011 dengan devisa diperoleh 441.350 dolar AS. ekspor 10 ton bunga pala ke Italia mendatangkan devisa sebanyak 260.000 dolar AS, atau bila dihitung per unit dengan mata uang rupiah kurs saat ini berarti harga jualnya sekitar Rp234 ribu per kg.
Sedangkan biji pala yang berhasil diekspor ke Italia, tercatat sebanyak 15 ton dengan devisa dihasilkan 162.000 dolar AS, sedangkan serbuk pala dengan 6.450 Kg mendatang devisa sebanyak 19.350 dolar AS. Sulut merupakan produsen pala terbesar di Indonesia, dan pemasok terbesar untuk memenuhi kebutuhan dunia, hanya saja meskipun sebagai produsen terbesar tetapi disayangkan belum menjadi penentu harga pala dunia.

Sumber: http://manadotoday.com/puluhan-ton-produk-pala-sulut-ke-italia/
  
2. Ikan Kaleng 

Sulawesi Utara mempunyai kapal penangkap ikan dengan kapasitas lebih dari 30 GT. Posisi yang strategis yaitu dikelilingi laut Banda, laut Sulawesi dan Samudra Pasific membuat Sulawesi Utara sebagai penghasil ikan kaleng. Ikan Kaleng juga merupakan sector andalan Sulawesi Utara. Tingkat permintaan pasar internasional yang tinggi akan produk-produk olahan ikan membuat Sulawesi Utara sering mengekspor Ikan Kaleng ke luar negeri. Tingkat ekspor Ikan Kaleng senilai 14 juta USD. Di Jepang minat konsumsi Ikan Kaleng pun terus meningkat dari tahun ke tahun.

3. Rumput Laut 

Sulawesi Utara terletak di laut terbuka yang sangat baik untuk pertumbuhan rumput laut secara alamiah. Rumput laut di Sulut belum terkontaminasi dengan limbah rumah tangga maupun limbah pabrik sehingga Permintaan produk-produk rumput laut terus meningkat setiap tahunnya seiring dengan peningkatan industri makanan dan industri pupuk.

4. Kentang

Keadaan Iklim Sulawesi Utara yaitu Tropik, 300- 2000 M dpl, dengan Suhu rata-rata 15-200 c, dan Kelembaban udara 80 % - 90 % membuat Produk kentang menjadi produk unggulan Sulut. Keadaan tanah yang subur dan gembur mengandung bahan organik , (ph) 5,0 - 6,5 juga menjadi salah satu alasan kentang dapat menjadi salah satu produk yang diandalkan.

5. Minyak Kelapa

Provinsi Sulawesi Utara mengekspor minyak kelapa dalam bentuk kasar atau crude coconut oil (CCO) senilai 9,78 juta dolar AS ke Belanda dalam sepekan menjelang Natal 25 Desember 2010. Minyak kelapa kasar akan diolah lagi menjadi berbagai produk pangan maupun kebutuhan masyarakat lainnya. Minyak kelapa kasar selama ini menjadi produk unggulan Sulut, sebab selalu menjadi penyumbang devisa terbesar daerah ini, dengan volume tidak pernah kurang dari 50 persen dari total ekspor. Selain Belanda, minyak kelapa kasar mampu menembus beberapa negara termasuk kawasan Amerika, dengan harga yang terus menunjukkan peningkatan sejak tahun 2009 hingga akhir tahun 2010. Karena terus dominan dari tahun ke tahun, minyak kelapa kasar menjadi komoditas paling diandalkan untuk mendatangkan devisa bagi Sulut.

Sumber: 
http://www.bi.go.id/web/id/DIBI/Info_Publik/Ekonomi_Regional/Profil/Sulut/Ekonomi.htm
http://www.metrotvnews.com/metromain/news/2010/12/19/37289/Sulut-Ekspor-Minyak-Kelapa-ke-Belanda

5. Sumbangan terhadap PAD

Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) merupakan penyumbang terbesar Pendapatan Asli Daerah (PAD) Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) tahun 2010. Target PAD Sulut tahun 2010 sekitar Rp349 miliar, sementara realisasi pendapatan hingga September 2010 sudah mencapai Rp270 miliar atau sekitar Rp77 persen. Sementara untuk pos PKB dengan target sekitar Rp124 miliar itu, sudah terealisasi atau masuk ke kas daerah sebanyak Rp91 miliar atau sekitar 73 persen. Kemudian pos BBNKB dengan target Rp133 miliar itu, sudah terealisasi atau masuk kas daerah sebanyak Rp110 miliar atau sekitar 83 persen.

Sumber: http://manado.antaranews.com/berita/13608/pkb-bbnkb-penyumbang-pad-terbesar-sulut
 
6. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Pembangunan Sulawesi Utara

Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pembangunan Sulawesi Utara antara lain adalah :
1. Letak Geografis
2. Faktor Ekonomi
3. Faktor Pemerintahan
4. Sumber daya alam yang dimiliki
5. Ekspor dan Impor


7. Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi Utara

Gubernur Sulawesi Utara: Drs. Sinyo Harry Sarundajang
Wakil Gubernur Sulawesi Utara: Freddy Harry Sualang

1. Dr. GSSJ Ratulangi, dari tahun 1945 - 1949
2. Arnold Achmad Baramuli, dari tahun 1960 - 1962
3. F. J. Tumbelaka, dari tahun 1962 - 1965 
4. Soenandar Prijosoedarmo, dari tahun 1965 - 1966 
5. Abdullah Amu, dari tahun 1966 - 1967 
6. Hein Victor Worang, dari tahun 1967 - 1978
7. Willy Gayus Tambunan, dari tahun 1978 - 1979  
8. Erman Harirustaman, dari tahun 1979 - 1980 
9. Gustaf Hendrik Mantik, dari tahun 1980 - 1985
10. Cornelis John Rantung, dari tahun 1985 - 1995
11. Evert Ernest Mangindaan, dari tahun 1995 - 2000
12. Adolf Sondakh, dari tahun 2000 - 18 Maret 2005
13. Lucky Harry Korah, dari 18 Maret 2005 - 13 Agustus 2005
14. Sinyo Harry Sarundajang, dari 13 Agustus 2005 - sekarang

Sumber:
http://id.wikipedia.org/wiki/Sulawesi_Utara
http://www.sulut.go.id/new/?

Nama:
1.Soraya Imaniar N. H. (26210661)
2.Taviani Kumaladewi (29210590)
Kelas: 1EB15